Senin, 30 Desember 2013

4 Tips Jitu Memasukkan ke Dalam Surga dan Terhindar dari Api Neraka






1.Kalimat tayyibah(Bertutur kata yang Baik)
2 Memberikan Makanan kepada fakir Miskin
3.Puasa
4.Qiyaumul lail

1.Bertutur kata yang Baik
Kalau kita membaca sejarah Rasullah SAW, tidak kita temukan Rasullah berkata kasar kepada sahabatnya bahkan kepada Musuhnya sekalipun, ini menunjukkan begitu mulianya Rasullah SAW, Bersikap ramah kepada saudara dan bertutur yang baik jelas merupakan amalan kebaikan, bahkan bila seseorang tidak mendapatkan harta untuk disedekahkannya di jalan Allah k maka mengucapkan kalimat yang baik dapat menggantikannya.
‘Adi bin Hatim z berkata, “Rasulullah SAW Bersabda:
اِتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَـمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
“Jagalah kalian dari api neraka, walaupun dengan bersedekah sepotong kurma. Namun siapa yang tidak mendapatkan sesuatu yang bisa disedekahkannya maka dengan (berucap) kata-kata yang baik.” (HR. Al-Bukhari no. 6023 dan Muslim no. 2346)
Al-Imam An-Nawawi  berkata, “Hadits ini menunjukkan bahwa kalimat thayyibah merupakan sebab selamat dari neraka. Yang dimaksud kalimat thayyibah adalah ucapan yang menyenangkan hati seseorang jika ucapan itu mubah atau mengandung ketaatan.” (Al-Minhaj, 7/103)
Ibnu Baththal tberkata, “Kalimat thayyibah teranggap sebagai sedekah, dari sisi di mana pemberian harta akan membahagiakan hati orang yang menerimanya dan menghilangkan rasa tidak senang dari hatinya. Demikian pula kalimat-kalimat yang baik, maka keduanya (pemberian harta dan ucapan yang baik) serupa dari sisi ini.” (Fathul Bari, 10/551)
Dalam hadits yang lain, Nabi Muhammad SAW.bersabda:
وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
Kata-kata yang baik adalah sedekah.” (HR. Al-Bukhari no. 2707 dan Muslim no. 2332)

 2.Memberi Makanan kepada Fakir Miskin
Memberi makan adalah Amal yang sangat Mulia terutama kepada orang yang membutuhkan (Fakir Miskin), Orang Memberikan bantuan kepada fakir miskin atau yang mengurusi fakir Miskin maka bersama Rasullah SAW di Surga. kemudian  di dalam sebuah hadist:.Rasullah SAW Bersabda:
Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat.
Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,
sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”(HR Bukhary 5/270).


3.Istiqamah  dalam Puasa
maksudnya bukan kita sepanjang tahun puasa terus tanpa berbuka, karena Rasullah melarang hal itu sesuai hadist Rasullah:
Dari 'Abdullah bin 'Amr r.a, ia berkata, "Dilaporkan kepada Rasulullah saw. bahwa aku mengatakan, 'Aku akan mengerjakan shalat semalam suntuk dan terus-menerus berpuasa pada siang hari selama aku hidup.' Rasulullah saw. berkata, 'Apakah engkau yang mengatakan seperti itu?' Aku menjawab, 'Aku telah mengucapkannya wahai Rasulullah!' Rasul berkata, "Engkau tidak akan mampu mengerjakannya. Berpuasa dan berbukalah, tidur dan shalatlah. Berpuasalah tiga hari setiap bulan karena setiap kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat dan pahalanya seperti puasa setahun penuh.' 'Aku mampu mengerjakannya yang lebih baik dari itu!' kataku. Rasulullah berkata, 'Kalau begitu, berpuasalah sehari dan berbukalah dua hari.' 'Aku mampu mengerjakan yang lebih baik dari itu!' kataku lagi. Rasulullah berkata, 'Kalau begitu, berpuasalah sehari dan berbukalah sehari, itulah puasa Nabi Dawud 'alaihis salam dan merupakan puasa sunnah yang paling baik.' 'Aku mampu mengerjakan lebih baik dari itu!' jawabku. Rasulullah mengatakan, 'Tidak ada yang lebih baik daripada itu.' 'Abdullah bin 'Amr r.a. berkata, 'Andaikata aku menerima puasa tiga hari setiap bulan yang dikatakan oleh Rasulullah saw. tentu lebih aku sukai daripada keluarga dan hartaku'," (HR Bukhari [1976] dan Muslim [1159]).
Diriwayatkan juga dari 'Abdullah bin 'Amr, ia berkata, "Sampai berita kepada Rasulullah bahwa aku berpuasa setiap hari dan mengerjakam shalat semalam suntuk. Kemungkinan beliau mengirim seseorang untuk memanggilku atau aku sendiri yang datang menemui beliau. Beliau berkata, 'Sampai berita kepadaku bahwa engkau berpuasa tanpa berbuka (tanpa henti) dan mengerjakan shalat semalam suntuk. Janganlah lakukan seperti itu. Sesungguhnya matamu punya hak, dirimu punya hak dan keluargamu juga punya hak. Berpuasa dan berbukalah, shalat dan tidurlah. Berpuasalah satu hari setiap sepuluh hari niscaya bagimu pahala sembilan hari sisanya.' 'Abdullah berkata, ' Aku mampu mengerjakan lebih dari itu wahai Nabiyullah.' Rasul berkata, 'Berpuasalah seperti puasa Nabi Dawud 'alaihis salam.' 'Bagaimana Nabi Dawud berpuasa wahai Nabiyullah?' tanya 'Abdullah. Rasul berkata, 'Beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari dan tidak pernah lari apabila berhadapan dengan musuh.' 'Abdullah berkata, 'Siapa yang mampu mengerjakan seperti itu wahai Nabiyullah?' Atha' (salah seorang perawi) berkata, 'Aku tidak ingat bagaimana kemudian beliau menyebut puasa sepanjang masa.' Rasulullah saw. bersabda, 'Tidak ada puasa bagi yang berpuasa sepanjang masa! Tidak ada puasa bagi yang berpuasa sepanjang masa! Tidak ada puasa bagi yang berpuasa sepanjang masa'," (HR Bukhari (1977) dan Muslim (1159).
 Melainkan Maksud disini, Ketika kita sudah melaksanakan  Puasa Ramadhan misalnya, Maka ada puasa yang di anjurkan juga contoh puasa syawal, puasa senin kamis atau puasa pertengahan bulan 13,14,15  dalam kalender islam dan lain sebagainya. Jadi puasa kita, bukan hanya di ramadhan saja melainkan Allah dan Rasullah memberikan bonus atau pahala kepada kita di luar Ramadhan, itu tak lain karena Allah Dan Rasullah SAW sayang kepada kita. 

4. Shalat  Tahajud
Shalat malam atau shalat tahajud adalah amalan yang mulia. Inilah kebiasaan orang -orang sholeh. Mereka biasa menjaga shalat malam mereka. Waktu malam mereka banyak digunakan untuk bermunajat pada Allah. Apalagi ketika mendapati sepertiga malam terakhir, mereka memperbanyak do'a kepada Allah karena mengingat keutamaan do'a mustajab kala itu. Semoga dengan mengetahui keutamaan shalat tahajud berikut ini kita semakin giat menjaganya. Allah Ta'ala berfirman,
أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. ” (QS. Az Zumar: 9). Yang dimaksud qunut dalam ayat ini bukan hanya berdiri, namun juga disertai dengan khusu' (Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 12: 115). Salah satu maksud ayat ini, “Apakah sama antara orang yang berdiri untuk beribadah (di waktu malam) dengan orang yang tidak demikian?!” (Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, 7/166). Jawabannya, tentu saja tidak sama.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ
Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena shalat amalan adalah kebiasaan orang sholih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Shalat malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa. ” (Lihat Al Irwa' no. 452. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
 


 Wallahhu a'alam Bissawab.......

Minggu, 29 Desember 2013

SPECIAL TAHUN BARU NENEK2 VS PEMUDA



Nenek2 : Nak, tahun baru badik kemanak?
Pemuda : tahun baru disini aja NEK..(dalam hati mau tau aj urusn orang)!!!!
Nenek2 : Oooh ,Gtu...Emangy kamu punya Pacar???
Pemuda : saya gak punya pacar Nek, Dengan tegas pemuda itu menjawab...
Nenek2 : hari gini gak punya Pacarrrrrrrr???? Apa kata Duniaa?????he..( dengan nada suara nenek2)
Pemuda :EGP (emang gue pikirin) Dunia mau brkata ape...
Nenek2 :Terus malam tahun baru kamu gak bersama pacar kamu???
Pemuda :Kan dh saya bilang Nek,Saya gak punya pacar....
Nenek2 : Kasian bangeeeeeettt tahun baru sendirian....
Pemuda :saya ke Surau aj Nek, Biar adem hati ini...
Nenek2 : Emang surau apaan tuh, Nak???(rasa pingin tahu banget)
Pemuda : hari gini gak tau SURAU??? Apa kata Dunie!!!!!!!!(berkata dalam hati makaye nek,nnton IPIN UPIN)
Pemuda : Gini nek Surau itu bahasa malaysie,artinye Masjid....
Nenek2 : Jadi nya Nenek2 ketinggalan zaman tuh gak tau Masjid..
Pemuda : Yha gtulah Nek, yang gak tau Masjid ketinggalan Zaman...
Nenek2 : Nenek2 tersipu malu..
kemudian tiba tiba, NeNEk2 berkata lagi untuk menghindari pnjlsn tentang kgtn d msjd ketika tahun baru.
Nenek2 : Emangye loh gak malu tuh ma teman2ye pada punya pasangan masing2???
Pemuda : Gak nek, ngapian malu.Yang malu itu seharusnya yang berdua2an yg bukan muhrim...
Nenek2 : terus loh gak iri tuh ma temen2nya mesraan di tepi pantai...
Pemuda : Gak lah Nek(dengan percaya diri{PD} ), coba nenek bayangkan seandainya di tepi pantai ada tsunami Besar pada malam tahun baru itu tiba tiba datang.???!!!!!!!...
Nenek2 : Yang pastiy mereka kena tsunami terus matiiiii atau selamat dengan cidera yang sangat parah................
Pemuda : Misalnye, mereka berduaan(bukan muhrim) mesraan serta bermaksiat pd ALLah di tepi panti terus Mati, Kira2 meninggalye mereka Suul khtimah(dalam keadaan buruk) or Husnulkhtmh(keadaan baik) ????
Nenek2 : tentunya Suulkhatimah ......
Pemuda :Terusss, Suulktimah tuh, Surga Atau Neraka???
Nenek2 : yah ke Neraka deh....

Mudah- Mudahan Allah swT mencabut nyawa kita dalam keadaan HUSNUL KHATIMAH AMIIN.....

Rabu, 25 Desember 2013

ABDULLAH BIN MAS'UD
 
Rasallullah bersabda:
 من سره ان يقرأ القران رطبا كما نزل ,فليقرأه على قرة ابن أم عبد
Artinya: "Dia adalah orang yang senang membaca AlQuran sebagaimana diturunkan ,maka bacalah Al-Quran seperti bacaan ibnu ummi Abd".

Ketika itu , Abdullah ibnu mas'ud masih seusia anak-anak yang belum baligh.Ia mengembala ternak di jalan-jalan perbukitan mekah yang jauh dari orang-orang.Ia mengembalakan seekor domba milik salah seorang tokoh Quraisy, yaitu Uqbah bin Abi Mu'aith.Orang-orang memanggilnya dengan "Ibnu ummi Abd" sementara namanya Abdullah dan nama bapaknya adalah Mas'ud.

Sebelum Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke rumah Arqam, Abdullah bin Mas'ud telah beriman kepadanya dan merupakan orang keenam yang masuk Islam dan mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dengan demikian ia termasuk golongan yang mula pertama masuk Islam.
Pertemuannya yang mula-mula dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam itu diceritakannya sebagai berikut:
"Ketika itu saya masih remaja, menggembalakan kambing kepunyaan Uqbah bin Mu'aith. Tiba-tiba datang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  bersama Abu Bahar radhiyallahu 'anhu, dan bertanya: "Hai nak, apakah kamu punya susu untuk minuman kami': "Aku orang kepercayaan" ujarku': "dan tak dapat memberi anda berdua minuman ...!"
maka sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Apakah kamu punya kambing betina  mandul,   yang   belum   dikawini  oleh salah seekor jantan"?    ada : ujarku. Lalu  saya bawa ia kepada mereka. Kambing itu diihat kahinya oleh Nabi lalu disapu susunya sambil memohon kepada Allah. Tiba-tiba susu itu berair banyak .... Kemudian Abu Bahar mengambikan sebuah batu cembung yang digunakan Nabi untuk menampung perahan susu. Lalu Abu Bakar pun minum lah, dan saya pun tidak ketinggalan .... Setelah itu Nabi menitahhan kepada susu: "Kempislah!': maka susu tu menjadi kempis....
Setelah peristiwa itu saya datang menjumpai Nabi, kataku: "Ajarkanlah kepadaku kata-kata tersebutl".
Ujar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Engkau akan menjadi seorang anak yang terpelajar!''
Alangkah heran dan ta'jubnya Ibnu Mas'ud ketika menyaksikan seorang hamba Allah yang shalih dan utusan-Nya yang dipercaya memohon kepada Tuhannya sambil menyapu susu hewan yang belum pernah berair selama ini, tiba-tiba mengeluarkan kurnia dan rizqi dari Allah berupa air susu murni yang enak buat diminum ...! 

Pada sa'at itu belum disadarinya bahwa peristiwa yang disaksikannya itu hanyalah merupakan mu'jizat paling enteng dan tidak begitu berarti, dan bahwa tidak berapa lama iagi dari Rasululla~i yang mulia ini akan disaksikannya mu'jizat yang akan menggoncangkan dunia dan memenuhinya dengan petunjuk serta cahaya ....
Bahkan pada saat itu juga belum diketahuinya, bahwa dirinya sendiri yang ketika itu masih seorang remaja yang lemah lagi miskin, yang menerima upah sebagai penggembala kambing milik 'Uqbah bin Mu'aith, akan muncul sebagai salah satu dari mu'jizat ini, yang setelah ditempa oleh Islam menjadi seorang beriman, akan mengalahkan kesombongan orang-orang Quraisy dan menaklukkan kesewenangan para pemukanya.... 

Maka ia, yang selama ini tidak berani lewat di hadapan salah seorang pembesar Quraisy kecuali dengan menjingkatkan kaki dan menundukkan kepala, di kemudian hari setelah masuk Islam, ia tampil di depan majlis para bangsawan di sisi Ka'bah, sementara semua pemimpin dan pemuka Quraisy duduk berkumpul, lain berdiri di hadapan mereka dan mengumandangkan suaranya yang merdu dan membangkitkan minat, berisikan wahyu Iiahi al-Quranul Karim:
Bismillahirrahmanirrahim ....
Allah Yang Maha Rahman ....
Yang telah mengajarkan al-Quran ....
Menciptakan insan ....
Dan menyampaikan padanya penjelasan ....
Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan ....
Sedang bintang dan kayu-kayuan sama sujud kepada Tuhan....
Lain dilanjutkannya bacaannya, sementara pemuka-pemuka Quraisy sama terpesona, tidak percaya akan pandangan mata dan pendengaran telinga mereka .... dan tak tergambar dalam fikiran mereka bahwa orang yang menantang kekuasaan dan kesombongan mereka ..., tidak lebih dari seorang upahan di antara mereka, dan penggembala kambing dari salah seorang bangsawan Quraisy .... yaitu Abdullah bin mas'ud, seorang miskin yang hina dina .... !

Marilah kita dengar keterangan dari saksi mata melukiskan peristiwa yang amat menarik dan mena'jubkan itu! Orang itu tiada lain dari Zubair radhiyallah 'anhu katanya:
"Yang mula-mula menderas al-quran di Mekah setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ialah Abdullah bin Masitd radhiyallah 'anhu . Pada suatu hari para shahabat Rasulullah  berkumpul,  kata mereka:
"Demi Allah orang-orang Quraisy belum lagi mendengar sedikit pun  al-quran  ini dibaca  dengan  suara  keras di hadapan mereka....
Nah, siapa di antara kita yang bersedia memperdengarkannya kepada mereka
...."
Maha kata Ibnu Mas'ud: "Saya ".
Kata mereka: "Kami Khawatir akan keselamatan dirimu!
Yang kami inginkan ialah seorang l
aki-laki yang mempunyai kerabat yang akan  mempertahankannya dari orang-orangg itu jika mereka bermaksud jahat ....':
"Biarkanlah saya!" kata Ibnu Mas'ud pula,  "Allah pasti membela Maka datanglah Ibnu Mas'ud kepada kaum Quraisy di waktu dluha, yakni ketika mereka sedang berada di balai pertemuannya....
la berdiri di panggung
lalu membaca: Bismillahirrahmaanirrahim, dan dengan mengerashan suaranya: Arrahman Allamal Quran ....
Lalu sambil menghadap kepada mereka diteruskanlah bacaannya. Mereka memperhatikannya sambil bertanya sesamanya:
"Apa yang dibaca oleh anak si Ummu 'Abdin itu
... .
Sungguh, yang dibacanya itu ialah yang dibaca oleh Muhammad"
Mereka bangkit mendatangi dan memukulinya, sedang Ibnu Mas'ud meneruskan bacaannya sampai batas yang dihehendaki Allah .Setelah itu dengan muka dan tubuh yang babak-belur ia kembali hepada para shahabat. Kata mereka:
"Inilah yang kami khawatirkan terhadap dirimu
....!"
Ujar Ibnu Mas'ud "Sekarang ini tak ada yang lebih mudah bagimu dari menghadapi musuh-musuh Allah itu! Dan seandainya tuan-tuan menghendaki, saya akan mendatangi mereka lagi dan berbuat hal yang sama esok hari "
Ujar mereha: "Cukuplah demikian! Kamu telah membacakan kepada mereka barang yang menjadi tabu bagi mereka!"
Benar, pada saat Ibnu Mas'ud tercengang melihat susu kambing tiba-tiba berair sebelum waktunya, belum menyadari bahwa ia bersama kawan-kawan senasib dari golongan miskin tidak berpunya, akan menjadi salah satu mu'jizat besar dari Rasulullah, yakni ketika mereka bangkit memanggul panji-panji Allah dan menguasai dengannya cahaya slang dan sinar matahari. Tidak diketahuinya bahwa saat itu telah dekat .... Kiranya secepat itu hari datang dan lonceng waktu telah berdentang, anak remaja buruh miskin dan terlunta-lunta serta-merta menjadi suatu mu'jizat di antara berbagai mu'jizat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam....!
Dalam kesibukan dan berpacuan hidup, tiadalah ia akan menjadi tumpuan mata ....
Bahkan di daerah yang jauh dari kesibukan pun juga tidak ... .! Tak ada tempat baginya di kalangan hartawan, begitu pun di dalam lingkungan ksatria yang gagah perkasa, atau dalam deretan orang-orang yang berpengaruh.
Dalam soal harta, ia tak punya apa-apa, tentang perawakan ia kecil dan kurus, apalagi dalam seal pengaruh, maka derajatnya jauh di bawah ....Tapi sebagai ganti dari kemiskinannya itu, Islam telah memberinya bagian yang melimpah dan perolehan yang cukup dari pebendaharaan Kisra dan simpanan Kaisar. Dan sebagai imbalan dari tubuh yang kurus dan jasmani yang lemah, dianugerahi-Nya kemauan baja yang dapat menundukkan para adikara dan ikut mengambil bagian dalam merubah jalan sejarah. Dan untuk mengimbangi nasibnya yang tersia terlunta-lunta, Islam telah melimpahinya ilmu pengetahuan, kemuliaan serta ketetapan, yang menampilkannya sebagai salah seorang tokoh terkemuka dalam sejarah kemanusiaan ....

Sungguh, tidak meleset kiranya pandangan jauh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau mengatakan kepadanya: "Kamu akan menjadi seorang pemuda terpelajar". Ia telah diberi pelajaran oleh Tuhannya hingga menjadi faqih atau ahli hukum ummat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam , dan tulang punggung para huffadh al-Quranul Karim .
Mengenai dirinya ia pernah mengatakan:
"Saya telah menampung 70 surat alquran yang kudengar langsung dari RasululIah Shallallahu 'alaihi wa sallam  tiada seorang pun yang menyaingimu dalam hal ini....
"
Dan rupanya Allah swt. memberinya anugerah atas keberaniannya mempertaruhkan nyawa dalam mengumandangkan Al-Qur'an  secara terang-terangan dan- menyebarluaskannya di segenap pelosok kota Mekah di saat siksaan dan penindasan merajalela, maka dianugerahi-Nya bakat istimewa dalam membawakan bacaan al-Quran dan kemampuan luau biasa dalam memahami arti dan maksudnya. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memberi washiat kepada para shahabat agar mengambil Ibnu Mas'ud sebagai teladan, sabdanya:
"Berpegang-teguhlah kepada ilmu yang diberihan oleh Ibnu Ummi 'Abdin ....!"
Diwashiatkannya  pula agar mencontoh bacaannya, dan mempelajari cara membaca al-Quran daripadanya. Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Barangsiapa yang ingin hendak mendengar al-quran tepat seperti diturunkan, hendaklah ia mendengarhannya dari Ibnu Ummi ilbdin ...!
Barangsiapa yang ingin hendak membaca al-quran tepat seperti diturunkan,  hendaklah ia membacanya seperti bacaan Ibnu Ummi ;Ibdin ...!"
Sungguh, telah lama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallammenyenangi bacaan al-Quran dari mulut Ibnu Mas'ud .... Pada suatu hari ia memanggilnya sabdanya:
"Bacakanlah kepadaku, hai Abdullah!"
"Haruskah aku membacakannya pada anda, wahai Rasulullah..?"
Jawab Rasulullah: "Saya ingin mendengarnya dari mulut orangiain"
Maka Ibnu Mas'ud pun membacanya dimulai dari surat an-Nisa hingga sampai pada firman Allah Ta'ala:
Maka betapa jadinya bila Kami jadikan dari setiap ummat itu seorang saksi, sedangkan kamu Kami jadikan sebagai saksi bagi mereka ... .!
Ketika orang-orang kafir yang mendurhakai Rasul sama berharap   kiranya   mereka   disamaratakan   dengan bumi ... .! dan mereka tidah dapat merahasiahan pembicaraan dengan Allah ....!"     (QS 4 an-Nisa: 41 -- 42)
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tak dapat manahan tangisnya, air matanya meleleh dan dengan tangannya diisyaratkan kepada Ibnu Mas'ud yang maksudnya: "Cukup ...,cukuplah sudah, hai lbnu Mas'ud ...!"
Suatu ketika pernah pula Ibnu Mas'ud menyebut-nyebut karunia Allah kepadanya, katanya:
'"Tidah suatu pun dari al-quran itu yang diturunkan, kecuali aku mengetahui mengenai peristiwa apa diturunkannya.
Dan tidah seorang pun yang lebih mengetahui tentang Kitab Allah daripadaku. Dan sehiranya aku tahu ada seseorang yang dapat dicapai dengan berkendaraan unta dan ia lebih tahu tentang Kitabullah daripadaku, pastilah aku ahan menemuinya. Tetapi aku bukanlah yang terbaih di antaramu!"
Keistimewaan Ibnu Mas'ud ini telah diakui oleh para shahabat. Amirul Mu'minin Umar berkata mengenai dirinya:
"Sungguh ilmunya tentang fiqih berlimpah-Iimpah':
Dan berkata Abu Musa ai-Asy'ari:
"Jangan tanyakan kepada kami sesuatu masalah, selama kiyai ini berada di antara tuan-tuan.'"
Dan bukan hanya keunggulannya dalam al-Quran dan ilmu fiqih saja yang patut beroleh pujian, tetapi juga keunggulannya dalam keshalihan dan ketaqwaan.
Berkata Hudzaifah tentang dirinya:
"Tidah seorang pun saya lihat yang lebih mirip kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam baik dalam cara hidup, perilaku dan ketenangan jiwanya, daripada Ibnu Mas'ud....
Dan orang-orang yang dikenal dari shahabat-shahabat Rasulullah sama mengetahui bahwa putera dari Ummi 'Abdin adalah yang paling dekat kepada Allah ....!

Abdullah ibnu mas'ud hidup hingga masa khalifah Utsman bin Affan r,a.Ketika ia menderita sakit yang parah dan membawanya kepada kematian, utsman datang membesuknya dan berkata,"Apa yang engkau rasakan?"  
Abdullah menjawab:"Dosa-Dosaku."
kemudian Ustman bertanya lagi: "Apa yang engkau inginkan" ?
Abdullah menjawab:"Rahmat Allah"
Utsman berkata,bukankah sejak beberapa waktu lalu aku sudah memberikan sesuatu kepadamu, tapi engkau selalu menolaknya.
Abdullah menjawab:" tetapi aku tidak membutuhkannya"
ustman berkata:"tetapi itu berguna bagi putrimu di kemudian har??
 Abdullah berkata: Apakah engkau mengkhawirkan kemiskinan terhadap putriku ?Sesungguhnya, aku telah menyuruh kepada anak-anakku untuk membaca surat al waqiah setiap malam karena faedahnya sangat besar dan saya pernah mendengar Rasullah bersabda:
yang Artinya:
"Barang siapa yang membaca surah al-Waqiah setiap malam, maka ia tidak akan pernah di timpa kemiskinan".

Ketika malam menjelang, Abdullah bin mas'ud pergi menemui sang kekasihnya Allah Swt, Lidahnya basah dengan mengingat Allah, membaca ayat -ayat alquran.kemudian kaum muslimin menshalatkannya, diantara mereka ada Azzubair ibnul awwa dan Ia dikebumikan di al-baqi'.
Wallahhu a'lam bissowaab.....












                                                                                                                       


Renungan dan Doa



Ya Rabb, Berilah kami petunjuk supaya kami bisa mengamalkan Alquran dalam kehidupan kami, kami sadar kami sering meninggalkan Alquran ketika kami lapang, kadang kala kami baru ingat untuk membaca ketika kami dapat musibah atau ketika bulan Ramadhan saja, serta kami sadar kami menjadikan Alquran dirumah sebagai pajangan atau sebagai hiasan rumah atau sebagai penangkal setan .....
Ya rabb ampunilah kebodohan atau kejahiliayah kami.Ya ALlah ingatkan kami apa yang kami lupa dari Alquran, ajarkan kami isi kandungan Al-Qur'an yang kami belum ketahui,berilah kami rezki membaca Alquran di tengah malam diawal dan diakhir siang... jadikanlah Al-Qur'an sebagai hujjah bagi kami, dan bukan sebagai Azab bagi kami...
Ya Rabb...Perbaikilah pemahaman agama kami (sistem hidup) kami yang mengatur tata cara kehidupan kami.
Ya Rabb....Jadikanlah Al Quran sebagai safaat bagi kami,serta jadikanlah AlQuran sebagai teman kami ktika kami dalam kubur....
Ya Rabb...Ampunilah dosa atas kelalaikan kami, mungkin selama ini kami semangat menghafal Alquran untuk mengejar target atau karena sebagai melepas kewajiban saja, kami sadar mungkin niat kami dari awal menghafal Quran bukan karenamu, dan kami takut gara niat kami tidak bisa menghirup bau surga, tapi kami yakin Engkau maha Pengampun dan Maha Penyayang..
Ya Rabb..Berilah kami semangat lagi untuk mengulang ayat ayat yang kami hafal dahulu dan permudahkan lah kami dalam mengulanginya...
Ya Rabb berilah kami lingkungan yang mendukung kami untuk  menghafal AlQuran.
Ya Rabb berilah kami pendamping hidup kami yang selalu mengingatakan kami untuk membaca,menghafal, dan mengamalkan isi Al Quran.
Ya Rabb jadikanlah Al-Quran sebagai kado teristimewa buat kedua orang tua kami..
Ya Rabb kepada Engkau kami meminta dan kepada Engkau kami minta pertolongan,
Serta kabulkan doa kami...
Amiiin Ya Rabbal Alamiin...

6 Kunci Sukses Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, Mau!!!!!!


1.Meyakini kebenaran Al-Qur’an

2.Menyadari Al-Qur’an itu firman Allah, Tuhan Pencipta manusia dan alam semesta

3.Membaca Al-Qur’an setiap hari

4.Memahami isi Al-Qur’an dengan baik dan benar

5.Mengamalkan petunjuk-petunjuk Al-Qur’an

   (Perintah dan Larangannya)

6.Merasakan kebenaran isinya dalam kehidupan

Selasa, 24 Desember 2013

Keutamaan Menghafal Al-Qur'an








A.    Pengertian Tahfidz Al-Qur’an
Tahfidz Al-Qur’an terdiri dari dua kata yaitu tahfidz dan Al-Qur’an. Kata tahfidz merupakan bentuk masdar ghoir mim dari kata حَفَّظَ – يُحَفِّظُ - تَحْفِيْظًا yang mempunyai arti menghafalkan. Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf definisi tahfidz atau menghafal adalah proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar. Pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal.
 Sedangkan pengertian Al-Qur’an secara etimologi bentuknya isim masdar, diambil dari kata قَرَأَ-يَقْرَأُ-قِرَاءَةً وَقُرْأَنًأ  yang merupakan sinonim dengan kata قِرَاءَة, sesuai dengan wajan فُعْلَانٌ sebagaimana kata غُفْرَان dan kata شُكْرَان  mengandung   arti yaitu bacaan atau kumpulan. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam surat Al-Qiyamah ayat 17 dan 18:
إِنّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ﴿١٧﴾ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ﴿١٨﴾
Artinya:”Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.(17) Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”. (18)
            Sedangkan secara terminologi Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai mukjizat yang tertulis dalam lembaran-lembaran, yang diriwayatkan secara mutawattir, dan membacanya merupakan ibadah.
             Setelah melihat pengertian tahfidz/menghafal dan Al-Qur’an diatas dapat disimpulkan bahwa menghafal Al-Qur’an adalah suatu proses untuk memelihara, menjaga dan melestarikan kemurnian Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. diluar kepala agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik secara keseluruhan ataupun sebagiannya.
B.     Hukum Menghafal Al-Qur’an
Menurut Imam Nawawi hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardu kifayah. Termasuk hukumnya fardu kifayah, ilmu-ilmu syara’ yang mesti diperoleh oleh seorang muslim untuk menegakkan agamanya seperti menghafal Al-Qur’an. Yang dimaksud dengan fardu kifayah yaitu kewajiban yang ditujukan kepada semua mukallaf atau sebahagian dari mereka yang apabila diantara mereka (cukup sebagiannya saja) melaksanakannya maka akan menggugurkan dosa yang lainnya (yang tidak melaksanakan) dan apabila tidak ada seorangpun yang melaksanakan kewajiban tersebut maka dosanya ditanggung bersama.  .
Orang yang melaksanakan fardu kifayah itu mempunyai kelebihan tersendiri dari pada orang yang melaksanakan fardu ‘ain, karena dia menggugurkan dosa umat yang tidak melaksanakan. Imam Haramain dalam kitab Al-Giyaai mengungkapakan bahwa fardu kifayah lebih utama dari pada fardu ‘ain dilihat dari bahwa pelakunya itu menutupi dan menggugurkan dosa umat islam yang lainnya sedangkan fardu ain hanya untuk dirinya sendiri.
C.    Kiat-kiat Dalam Menghafal Al-Qur’an
10 kiat-kiat dalam menghafal Al-Qur’an yaitu sebagai berikut:
1.      Mempunyai niat yang benar dan ikhlas karena mengharapkan ridho Allah dalam menghafal  Al-Qur’an itu, dalam artian menghafal Al-Qur’an itu bukan karena ingin mencari popularitas/ingin terkenal atau ingin dipuji orang bahwa dia hafal Al-Qur’an. Apabila seseorang mempunyai keinginan untuk menghafal Al-Qur’an disertai dengan niat yang benar dan ikhlas maka niscaya Allah akan mem berikan pintu kemudahan baginya dalam menghafal.
Seseorang yang menghafal al-Qur’an karena riya/ingin dilihat orang lain maka tidak ada pahala baginya bahkan dia tidak akan pernah mencium baunya syurga. Sebagaimana hadits Nabi Saw yang berbunyi:
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يَبْتَغِيْ بِهِ وَجْهَ اللهِ لاَيَتَعَلَّمَهُ إِلَّا لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرَقَ الَجنَّةِ يَوْمَ القِيَامَةِ يَعِي رِيْحَهَا (صحيح الجامع 6159)
Artinya;” Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu karena mengharapkan kepentingan dunia bukan ikhlas karena mengharapkan ridho dari Allah mka niscaya dia tidak akan pernah menemukan baunya syurga pada hari kiamat.”
2.      Senantiasa berdoa dan bermunajat kepada Allah untuk supaya diberikan kemudahan dalam menghafal Al-Qur’an. Tidak ada seorangpun yang memberikan kekuatan dan kemudahan untuk mengahafal Al-Qur’an kecuali Allah. Ibnu Abbas pernah berkata:” kalau lah tidak Allah berikan kekuatan kepada manusia untuk dapat membaca Al-Qur’an dan menghafalnya niscaya manusia tidak akan mampu untuk membaca dan menghafalnya”. Dan ini sejalan dengan firman Allah yang berbunyi:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا القُرْانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِر )القمر : ١٧)
Artinya: “Sesungguhnya kami telah meةberikan kemudahan Al-Qur’an ini untuk diingat, apakah kamu akan senantiasa mengingatnya.” 
Dengan demikian, sudah selayaknya manusia selalu bermohon/berdo’a kepada Allah yang memberikan kemudahan ketika hendak menghafal Al-Qur’an dengan penuh kekhusuan dan rasa rendah diri pada waktu-waktu yang mustajab/diijabah do’a seperti tengah malam disaat manusia terlelap tidur. Do’a tersebut dipanjatkan setelah melaksanakan shalat malam/ shalat tahajjud boleh menggunakan bahasa sendiri atau bahasa arab seperti do’a berikut ini:
اللَّهُمَّ عَلِّمْنَا مِنَ القُرْاَنِ مَاجَهِلْنَا وَذَكِّرْنَا مِنْهُ مَانَسِيْنَا. الَّلهُمَّ يَسِّرْلَنَا حِفْظَ كِتَابِكَ وَالْعَمَلَ بِهِ. أَسْأَلُكَ يَااللهُ يَارَحْمَن بِجَلاَلِكَ وَنُوْرِ وَجْهِكَ اَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِيْ وَارْزُقْنِي اَنْ اَتْلُوَهُ عَلىَ النَّحْوِ الَّذِيْ يُرْضِيْكَ عَنِّي.
3.      Perbanyak istigfar/minta ampunan kepada Allah dari segala dosa yang telah diperbuat dan jauhilah perbuatan-perbuatan maksiat, karena inilah yang dapat menhambat seseorang dalam menghafal Al-Qur’an.
4.      Sabar dan mempunyai keinginan yang kuat untuk menghafal Al-Qur’an. Pada mulanya menghafal Al-Qur’an itu nampak sulit dan malas rasanya untuk melakukannya itu karena itulah tipu daya syaitan yang selalu berusaha menggoda manusia untuk menghidari dari perbuatan baik termasuk menghafal Al-Qur’an. Oleh karena itu, dianjurkan bagi kita supaya terhindar dari sifat malas maka hendaklah membiasakan doa Nabi Saw sebagai berikut:
اللَّهُمَّ اِنِّي اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ العَجْزِ وَالكَسَلِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الجُبْنِ وَالبُخْلِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Karena menghafal Al-Qur’an ini banyak godaan dan gangguan, maka dibutuhkan kesabaran untuk senantiasa rutin dalam menghafal. Insyaallah kalau kita sabar Allah akan senantiasa memberikan kemudahan pada kita.
5.      Meluangkan waktu untuk menghafal Al-Qur’an. Sempatkan waktu untuk menghafal dan jadwalkan hari dan jam sekian saya wajib ngafal jangn digunakan untuk hal yang lain supaya pikiran kita terpusat pada satu titik yaitu menghafal Al-Qur’an.
6.      Tidak menyibukkan diri dari hal-hal yang sifatnya duniawi, dalam artian bukan berarti harus meniggalkannya tetapi jangan terlalu jadi perhatian kita.
7.      Buatlah jadwal harian untuk menambah hafalan dan mengulangnya.
8.      Dianjurkan menghafal Al-Qur’an itu pada waktu-waktu yang banyak keutamaannya atau dalam shalat-shalat sunnah seperti pada malam hari dan setelah shubuh. Bukan  berarti pada waktu-waktu lain tidak boleh akan tetapi alangkah lebih baiknya pada waktu-waktu tersebut.
9.      Ketika menghafal ini hendaklah suaranya dikeraskan, jangan sampai membacanya dalam hati atau pelan-pelan. Karena, itu akan menambah kekuatan hafalan.
10.  Membacanya dengan bacaan tartil, jangan tergesa-gesa. Hal itu juga dapat mempengaruhi kuatnya hafalan, semakin dia cepat membacanya semakin cepat juga dia lupa tetapi kalau dia membacanya dengan tartil maka hafalannya itu akan sulit untuk hilangnya.
D.    Metode Menghafal Al-Qur’an
Terlebih dahulu kamu membaca ayat yang ingin dihafal, kemudian membacanya sendiri berulang-ulang sambil melihat mushaf Al-Qur’an. setelah itu, kemudian kamu dapat memilih cara/metode menghafal berikut ini:
1.      Metode tasalsuli (menghafal secara berantai), yaitu menghafal satu halaman Al-Qur’an dengan cara menghafal satu ayat sampai hafal dengan lancar, kemudian pindah ke ayat kedua sampai benar-benar lancar, setalah itu, gabungkan ayat 1 dengan ayat 2 tanpa melihat mushaf. Jangan berpindah ke ayat selanjutnya kecuali ayat sebelumnya lancar, begitu juga seterusnya ayat ketiga sampai satu halaman, kemudian gabungkan dari ayat pertama sampai terakhir . Cara ini membutuhkan kesabaran dan sangat melelahkan karena harus banyak mengulang-ngulang setiap ayat yang sudah hafal kemudian digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga menguras banyak energi, tetapi akan menghasilkan hafalan yang benar-benar mantap.
2.      Metode jam’ii (menghafal secara menggabungkan), yaitu menghafal satu halaman Al-Qur’an dengan cara menghafal satu ayat sampai lancar, kemudian bepindah ke ayat kedua, setelah ayat kedua lancar berpindah ke ayat ketiga, begitu juga seterusnya sampai satu halaman. Kemudian setelah dapat mengahafal satu halaman, menggabungkan hafalan dari ayat pertama sampai terakhir tanpa melihat mushaf. Ini juga kalau mampu digabungkan satu halaman sekaligus, kalau dianggap sulit, maka dibagi dua menjadi setengah halaman dengan melihat mushaf terlebih dahulu dan setelah itu, membacanya tanpa melihat mushaf. Dan setengah yang kedua pun demikian, setelah lancar, maka gabungkan setengah pertama dan setengah kedua dengan cara dihafal.
3.      Metode muqsam (menghafal dengan cara membagi-bagi), yaitu menghafal satu halaman Al-Qur’an dengan cara membagi-bagi menjadi beberapa bagian, setiap bagian itu menghafalnya secara tasalsul (mengulangi dari awal), setelah tiap-tiap bagian telah sempurna (satu halaman) dihafal, kemudian disatukan/digabungkan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya sampai seluruh bagian dapat digabungkan tanpa melihat mushaf  . Metode ini pertengahan antara metode tasalsul dan jam’ii.
      Metode yang ketiga ini dianggap yang paling mudah, tidak terlalu memberatkan seperti halnya metode tasalsuli, akan tetapi ketiga metode ini bukanlah metode yang mesti dilakukan oleh setiap orang karena setiap metode ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ini tergantung pada pribadi masing-masing mana yang dianggap bagus dan cocok diterapkan, atau bahkan keluar dari ketiga metode diatas, maka terapkanlah cara yang memberikan kemudahan dalam menghafal karena setiap orang memiliki potensi menghafal yang berbeda-beda dan memiliki keluangan waktu yang tidak sama. Tujuan dari metode itu adalah untuk mencapai hafalan yang baik.
E.     Langkah-langkah Dalam Memulai Menghafal Al-Qur’an
Adapun langkah-langkah menghafal Al-Qur’an itu adalah sabagai berikut:
1.      Mulailah dengan berwudhu dengan sempurna, kemudian shalatlah 2 rakaat, janganlah sampai melupakan kedua hal tersebut. Sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi:
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الوُضُوْءَ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَايَسْهُوْ فِيْهِمَا، غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ  مِنْ ذَنْبِهِ.
Artinya: Rasulullah SAW. bersabda:” Barangsiapa yang berwudhu dan membaguskan wudhunya (menyempurnakannya) kemudian dia shalat 2 rakaat , dia tidak pernah melupakan keduanya maka Allah akan mengampuni dosanya yang terdahulu”
Kemudian berdo’alah kepada Allah untuk supaya diberikan kemudahan dalam menghafal Al-Qur’an dan ditetapkan dihatimu.
Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الوُضُوْءَ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ بِتَمَامِهَا أَعْطَاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ مَاسَأَلَ مُعَجِّلًا أَوْ مُؤَخِّرًا.
Artinya:”Barangsiapa yang berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian shalat 2 rakaat dengan sempurna niscaya Allah kan memberikan (mengabulkan) do’anya(apa yang dia minta) dengan segera ataupun ditangguhkan”.
2.      Memberi batasan berapa banyak hafalan yang akan dihafal setiap hari, dan membacanya dengan seksama. Bagi orang yang hendak mengahafal Al-Qur’an maka batasi berapa ayat perhari yang mesti dihafal kemudian membacanya dengan seksama, jangan sampai ada ayat yang salah sehingga hafalannya juga tidak salah. Ketika menghafal dan mengulang- ulangnya dengan dilagamkan / dilagukan supaya tidak bosan dan hafalan cepat masuk, sebab dengan lagu akan membuat seseorang senang untuk mendengarkannya, dan dapat membantu hafalan. sebagaimana hadits Nabi:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالقُرْاَنِ                                 
Artinya:”Bukan termasuk kelompok kami orang yang tidak melagukan Al-Qur’an”.                           
3.      Janganlah berpindah ke hafalan yang baru sebelum hafalan sebelumnya lancar/hafal dengan baik.
4.      Hendaklah orang yang menghafal Al-Qur’an menggunakan satu mushaf Al-Qur’an, jangan gonta-ganti mushaf.
5.      Memberikan tanda kepada bacaan yang sering salah ketika membacanya.
6.      Mengulang-ngulang hafalan di saat kita hendak berangkat ke mesjid atau berangkat sekolah atau pulang dari pekerjaan.
7.      Bacalah Al-Qur’an yang sudah dihafal dalam shalat, khusunya ketika shalat sendiri.
8.      Bacalah terlebih dahulu hafalan yang sudah dihafal 2 kali, tanpa melihat mushaf satu kali kemudian yang kedua kalinya dengan melihat mushaf, setelah itu pindah ke hafalan baru.
9.      Bangun malam hari kemudian shalat sunnah, bacalah surah yang sudah dihafal.
10.  Jadwalkan perminggu satu hari khusus untuk mengulang-ngulang hafalan yang sudah hafal, kalau sekira hafalannya masih belum kuat.
11.  Jadwalkan setiap bulan minimal satu hari untuk mengulang hafalan.
12.  Banyaklah membaca tentang keutamaan-keutamaan membaca dan menghafal Al-Qur’an supaya hati hati kita lebih semangat dan ikhlas dalam mengahafal Al-Qur’an.
F.     Keutamaan-keutamaan Menghafal Al-Qur’an
Diantara keutamaan-keutamaan dari mengahafal Al-Qur’an itu adalah sebagai berikut:
1.      Orang yang hafal Al-Qur’an itu termasuk ke dalam golongan orang-orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam surat Al-Ankabut ayat 48-49:
وَمَا كُنتَ تَتْلُو مِن قَبْلِهِ مِن كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَّارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ ﴿٤٨﴾ بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ (العنكبوت:٤٩)
Artinya:"Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Qur'an) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andai kata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari (mu). (48) Sebenarnya, Al Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu . Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim". ( 49)
2.      Hafal Al-Qur’an menjadi sumber keselamatan dunia dan akhirat. Hadits Nabi menjelaskan:
عن أبي الدرداء رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : (( مَنْ حَفَظَ عَشْرَ آَيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الكَهْفِ عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ )) . في رواية : ((من آخر سورة الكهف)
Artinya:”Dari Abu Darda RA. sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda:”Barangsiapa yang hafal 10 ayat awal dari surat Al-Kahfi niscaya dia akan dijaga dari  fitnah Dajjal”. Dalam riwayat lain: ( 10 akhir surat Al-Kahfi).
Ayat diatas, menjelaskan bahwa orang yang hafal 10 awal atau akhir dari surat Al-Kahfi akan diselamatkan dari fitnah yang terbesar di dunia yaitu fitnah Dajjal. Maka jelas orang yang menghafal Al-Qur’an akan selalu dijaga dan diselamatkan oleh Allah dari segala kejelekan-kejelakan manusia, Apalagi kalau sampai hafal Al-Qur’an 30 juz.
Orang hafal Al-Qur’an akan selamat dari api neraka. Sebagaimana hadits Nabi:
لَوْ جَعَلَ القُرْآَنَ فِي إِهَابٍ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ مَا احْتَرَقَ) رواه أحمد . ويقول أبو أمامة : ( اِقْرَأُوْا القرآن وَلَا تَغَرَّنَكُمْ هَذِهِ المَصَاحِفُ المُعَلَّقَةُ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُعَذِّبُ قَلْبًا وعى القرآن.
Artinya:”Seandainya Al-Qur’an ini dibuat dari kulit kemudian dilemparkan (kulit tersebut) ke dalam api neraka niscaya tidak akan terbakar”.(H.R.Ahmad) dan Abu Umamah berkata:”Bacalah Al-Qur’an dan sungguh mushaf-mushaf Al-Qur’an yang menggantung pada hatimu tidak akan menipumu, karena Allah tidak akan menyiksa hati yang tersimpan di dalamnya ayat Al-Qur’an”.
3.      Orang yang hafal Al-Qur’an itu berada di barisan paling depan/paling dahulu di dunia dan akhirat. Sebagaimana hadits Nabi SAW. yang berbunyi:
عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ( إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أَقْوَامًا ، وَيَضَعُ بِهِ آَخَرِيْنَ.)
Artinya:”Dari Umar bin Khattab R A., sesungguhnya Nabi SAW. bersabda:”Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Al-Qur’an ini, dan merendahkan yang lainnya”.
4.      Orang yang hafal Al-Qur’an itu memperoleh derajat tinggi di syurga. Sesuai hadits Nabi SAW.:
عن عبدالله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما ، قال : قال رسول الله : (( يُقَالُ لِصَاحِبِ القُرْآَنِ اِقْرَأ وَاَرَقُّ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا ، فَإِنْ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آَخِرَ آَيَةٍ تَقْرَؤُهَا ((.
Artinya:”Dari Abdullah bin ‘Amru bin Ash RA. berkata:”Rasulullah SAW. bersabda:”Dikatakan kepada orang yang hafal Al-Qur’an, bacalah Al-Qur’an! lembutkanlah!, dan bacalah dengan tartil, sebagaimna kamu melakukannya ketika di dunia, karena kedudukanmu (di akhirat) di akhir ayat yang kamu baca”.
Dalam hadits lain dijelaskan:
المَاهِرُ بِالقُرْآَنِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ القرآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌ ، لَهُ أَجْرَانِ.
Artinya:”Orang yang pandai membaca Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia (di syurga) dan orang yang membaca Al-Qur’an dan terbata-bata ketika membacanya, dan mengalami kesulitan maka baginya dua pahala”.
5.      Al-Qur’an akan memberikan syafaat di hari kiamat bagi orang yang membaca, menghafal dan mengamalkannya. Sebagaimana hadits Nabi:
اِقْرَأُوْا القُرْآَنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ القِيَامَةِ شّفِيْعاً لِأَصْحَابِهِ.
Artinya:”Bacalah Al-Qur’an karena dia akan menjadi syafat (penolong) di hari kiamat bagi orang yang membacanya”.
6.      Orang yang hafal Al-Qur’an akan diletakkan diatas kepalanya mahkota kehormatan, dan kedua orang tuanya dipakaikan pakaian yang tidak ada di dunia. Dalam hadits dijelaskan:
 ... وَإِنَّ القُرْآَنَ يَلْقَى صَاحِبَهُ يَوْمَ القيامةِ – حِيْنَ يَنْشَقُّ عَنْهُ قَبْرَهُ – كَالرَّجُلِ الشَّاحِبِ ، فَيَقُوْلُ لَهُ : هَلْ تَعْرِفُنِي ؟ فيقول : مَا أَعْرِفُكَ . فيقول له : هَلْ تَعْرِفُنِي ؟ فيقول : مَا أَعْرِفُكَ . فيقول : أَنَا صَاحِبُكَ القُرْآَنُ ، الَّذِي أَظْمَأْتُكَ فِي الهَوَاجِرِ ، وَأَسْهَرْتُ لَيْلَكَ . وَإِنَّ كُلَّ تَاجِرٍ مِنْ وَرَاءِ تِجَارَتِهِ ، وَإِنَّكَ اليَوْمَ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تِجَارّةٍ . فَيُعْطِى المُلْكَ بِيَمِيْنِهِ ، واَلخُلْدَ بِشِمَالِهِ ، وَيُوْضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الوِقَارِ، وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لَا يَقُوْمُ لَهُمَا أَهْلُ الدُّنْيَا ، فيقولان: بمِاَ كَسَيْنَا هَذِهَ ؟ فيقال : بِأَخْذِ وَلِدِكُمَا القُرْآن . ثم يقال له : اِقْرَأْ ، وَاصْعَدْ فِي دَرَجَةِ الجَنَّةِ وَغُرَفِهَا ، فَهُوَ فِي صُعُوْد مَا دَامَ يَقْرَأُ هَذَا كَانَ أَوْ تَرْتِيْلاً((
Artinya: … dan sesungguhnya Al-Qur’an akan menemui orang yang membacanya pada hari kiamat – ketika itu kuburannya dicium – seperti orang yang pucat, kemudian Al-Qur’an itu berkata kepadanya: “Apakah kamu mengenaliku?” Dia menjawab:” Aku tidak mengenalimu”. Kemudian bertanya lagi kepadanya:” Apakah kamu mengenaliku?”. Dia menejawab lagi:”Aku tidak mengenalimu”. Lalu Al-Qur’an itu berkata:”Aku temanmu, Al-Qur’an, yang membuatmu haus pada siang hari, dan membuatmu tidak tidur malam, dan sesungguhnya setiap pedagang di belakang dagangannya, dan hari ini kamu  berada di belakang setiap dagangan, di berikan kerajaan di sebelah kanannya, kehidupan kekal di sebelah kirinya, diletakkan diatas kepalanya mahkota kehormatan, dan dipakaikan kedua orang tuanya pakaian yang tidak ada di dunia. Kemudian kedua orang tuanya berkata:”Kenapa kami memakai pakaian ini?” dikatakan kepada keduanya:” Karena anakmu yang selalu mengambil Al-Qur’an untuk dibaca, dan dikatakan kepadanya:”Bacalah! Dan naiklah sampai kedudukan yang tinggi di syurga, yaitu berada diatas selama kamu membacanya dengan tartil”.
7.      Orang yang hafal Al-Qur’an menikah tanpa maskawin (maskawinnya Al-Qur’an). sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi:
عَنْ سَهْلِ بْنِ سِعْدٍ السَّاعِدِي  قَالَ : جَاءَتْ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ جِئْتُ أَهَبُ لَكَ نَفْسِيْ. فَنَظَرَ إِلَيْهَا رَسُوْلُ اللهِ صلىَ الله عليه وسلَم فَصَعَدَ النَّظْرَ فِيْهَا وَصَوَّبَهُ ثُمَّ طَأْطَأَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَأْسَهُ فَلَمَّا رَأَتِ المَرْأَةُ أَنَّهُ لَمْ يَقْضِ فِيْهَا شَيْئًا جَلَسَتْ . فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ يَا رسولَ اللهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ لَكَ بِهَا حَاجَةٌ فَزَوِّجْنِيْهَا . قَالَ : فَهَلْ عِنْدَكَ مِنْ شَيْءٍ ؟ فَقَالَ : لَا وَاللهِ يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَقَالَ اِذْهَبْ إِلَى أَهْلِكَ فَانْظُرْ هَلْ تَجِدُ شَيْئًا ؟ فَذَهَبَ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ لاَ وَاللهِ مَا وَجَدْتُ شَيْئًا . فَقَاَل رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اُنْظُرْ وَلَوْ خَاتَماً مِنْ حَدِيْدٍ . فَذَهَبَ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ : لَا وَاللهِ يا رسول الله وَلَا خَاتَمًا مِنْ حَدِيْدٍ ، وَلَكِنْ هَذاَ إِزَارِيْ [قَالَ سَهَل : مَالَهُ رِدَاءٌ ] فَلَهَا نِصْفُهُ . فَقَالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم : وَمَا تَصْنَعُ بِإِزَارِكَ إِنْ لَبِسْتَهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْهَا مِنْهُ شَيْءٌ ، وَإِنْ لَبِسَتْهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْكَ مِنْهُ شَيْءٌ فَجَلَسَ الرَّجُلُ حَتَّى إِذَا طَالَ مَجْلِسَهُ قَامَ ؟ فَرَآهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مُوَلِّيًا فَأَمَرَ بِهِ فَدُعِيَ فَلَمَّا جَاءَ قَالَ : مَاذَا مَعَكَ مِنَ القُرْآَنِ ؟ قَالَ : مَعِيْ سُوْرَةُ كَذَا وَسُوْرَةُ كَذَا وَعَدَدُهَا . فقال : تَقْرَؤُهُنَّ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ . قَالَ : نَعَمْ. قَالَ اِذْهَبْ فَقَدْ مَلَّكْتُكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنَ القُرْآنِ )) وَفِي رِوَايَةٍ ( اِذْهَبْ فَقَدْ زَوَّجْتُكَهَا فَعَلِّمْهَا مِنَ القُرَآن
Artinya:” Dari Sahal bin Sa’ad As-Saa’idi berkata:”Seorang wanita datang kepada Rasulullah SAW. lalu dia berkata:”Ya Rasul aku datang menyerahkan diriku kepadamu, kemudian Rasul memperhatikannya, dan menaikkan pandangannya, lalu beliau menundukkan kepalanya, ketika wanita itu memperhatikan bahwa beliau tidak memutuskan apa-apa, dia langsung duduk. Kemudian berdiri seorang laki-laki dari sahabat beliau seraya berkata: apabila engkau tidak ada keinginan kepada wanita tersebut maka nikahkanlah aku dengannya! Lalu Rasul bertanya:”Apakah kamu mempunyai sesuatu (untuk maskawin)?”. Dia menjawab:”Demi Allah aku tidak punya apa-apa”. Lalu beliau menyuruh untuk pergi ke keluarganya, apakah keluarganya mempunyai sesuatu? kemudian dia pergi, tidak lam kemudian kembali dan berkata: saya tidak menemukan apa-apa. Beliau berkata: coba lihat lagi, walaupun hanya cincin besi? Lalu dia pergi lagi dan segera kembali seraya berkata: demi Allah ya Rasul tidak aku ketemukan sesuatu apapun. Tetapi aku hanya punya sarung. Sarung ini dibagi dua dengannya. Lalu beliau berkata:”Apa yang kamu pakai kalau sarung itu dipakai olehnya kamu tidak mempunyai apa-apa? Kemudian laki-laki itu duduk lama lalu berdiri lagi. Rasul memanggilnya, kemudian dia menghampiri beliau, lalu beliau berkata:”Apa yang kamu hafal dari Al-Qur’an?”. Saya hafal surat…. Sampai ayat…..kemudian beliau berkata:”Bacalah ayat tersebut dengan dihafal!” Beliau menjawab:”Ya Rasul”. Beliau berkata lagi:”Pergilah bersama wanita itu, aku telah menikahkannya dengan kamu bersama maskawin bacaan Al-Qur’an yang kamu hafal”. Dalam riwayat lain:”Pergilah dengan wanita itu! lalu ajarkanlah dia Al-Qur’an”.
8.      Menolong ilmu dengan menghafalnya. Jadi, orang yang hafal Al-Qur’an itu orang yang memuliakan ilmu Al-Qur’an, maka Allah Akan meninggikan derajatnya sebagaimana orang-orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah SWT.:
يرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ...(المجادلة:١١)
9.      Hafal Al-Qur’an akan menguatkan ingatan. Allah berfirman:
قال تعالى : وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ )البقرة: ٢٨٢)
10.  Orang yang hafal Al-Qur’an dapat dibedakan dari Akhlak dan budi pekertinya.
11.  Hafal Al-Qur’an dapat meluruskan lidah, membuat lidah fasih dalam berbicara. karena Al-Qur’an ini kitab Allah yang paling balaghoh.
12.  Menghafal Al-Qur’an itu meneladani Rasulullah SAW.
13.  Meneladani Ulama salaf.
14.  Hafalan Al-Qur’an akan memberikan kemudahan bagi semua orang.
15.  Orang yang hafal Al-Qur’an akan diberikan kemudahan untuk mencapai kesuksesan oleh Allah SWT.
16.  Orang yang hafal Al-Qur’an itu termasuk Ahlullah (keluarga Allah).
17.  Orang yang Hafal Al-Qur’an itu berhak mendapatkan kemulian dari Allah.
18.  Tidak dikatakan iri kepada orang yang hafal Al-Qur’an, akan tetapi ghibtoh .
19.  Orang yang hafal dan mempelajari Al-Qur’an itu lebih baik dari perhiasan dunia.
20.  Orang yang hafal Al-Quran yaitu orang yang paling banyak membaca Al-Qur’an, maka otomatis banyak pahala yang ia peroleh.
21.  Orang yang hafal Al-Quran selalu membacanya setiap saat.
22.  Orang yang hafal Al-Quran tidak akan kesulitan untuk berbicara, berceramah dan belajar. Karena lidahnya sudah terbiasa mengucapkan Al-Qur’an dan selalu ada dalam hatinya.